Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers

Sunday, June 22, 2008

Daffa Mengamuk/Marah

Daffa 3 Tahun 7 Bulan

Melihat Daffa mengamuk merupakan hal yang sangat jarang terjadi. Seingat bapak, Daffa mengamuk/marah bisa dihitung dengan jari dan kejadian terakhir adalah ketika bapak sampai lupa diri dan mencubit serta "memukul" paha Daffa ketika Daffa "berulah" saat mandi. Kajadian itu kalau nggak salah ketika Daffa berumur 2 tahunan. Kejadian itu sangat disesali oleh bapak dan berharap tidak akan terjadi lagi.

Sabtu lalu, kami berlima mengantar oma ke rumah muning (paman daffa) di ciputat dan dilanjutkan dengan berbelanja ke Carrefour lebak bulus. Kami berangkat sejak pukul 10 pagi dan sampai kembali di rumah sekitar jam 6 sore.

Sampai di rumah, ketika sedang menurunkan belanjaan dari mobil, Daffa langsung berlari ke rumah tetangga untuk bermain. Mungkin dia melihat temannya yakni kak Febrie (7 thn) sedang ada di rumahnya dan Daffa ingin bermain bersamanya.

Karena waktu sudah sore menjelang malam/magrib, Daffa belum mandi, kami juga ingin cepat-cepat mandi/shalat maka kami "memaksa" Daffa untuk pulang kerumah dengan berbagai cara. Akibatnya Daffa "mengamuk" karena masih ingin bermain. Barang belanjaan yang ada dirumah di lempar kesana-kemari. Kami berusaha membujuk dan mengalihkan perhatiannya ke hal lainnya, tapi sepertinya Daffa sudah terlanjur kesal sehingga susah dihentikan.

Biasanya kami bisa mengalihkan perhatiannya ke hal lainnya, tapi mungkin karena kami semua sudah capek maka hal tersebut gagal. Akhirnya kami bisa membujuknya untuk mandi. Tapi selesai mandi Daffa masih ingin bermain air dengan membawa ember berisi air ke ruang tengah yang sudah tentu kami larang. Bapak lalu membawa ember tersebut keruang cuci dibelakang, tapi Daffa mengejarnya sambil menangis dan berguling-guling di ruang cuci belakang sampai baju kaos dan celananya yang baru dipakai menjadi basah kembali. Daffa tidak mau diangkat ke rumah.

Bapak sempat terpancing emosi dan membentak Daffa serta mengangkatnya dengan paksa ke ruang tengah. Ibu lalu menenangkan Daffa dan membujuknya untuk mengganti pakaiannya yang basah.

Sehabis bapak sholat, keadaan sepertinya sudah reda karena Daffa sudah berganti pakaian dan terlihat tenang. Tiba-tiba Daffa meminta untuk bermain game Prince Of Persia. Bapak menolaknya dan akibatnya Daffa marah lagi dengan berlari ke kamar, membuang semua bantal dan guling serta selimut ke bawah tempat tidur. Bapak lalu ikut ke kamar dan melihatnya sambil berdiam diri. Saat Daffa mengajak bapak ngobrol, bapak diam saja dan menunjukkan muka sedih. Tiba-tiba Daffa berkata," Pak...Daffa kan sudah jadi anak baik, kok bapak diam aja?". "Bapak masih marah sama Daffa", kata bapak. "Pak, Daffa sudah jadi anak baik pak". Bapak lalu meraih Daffa dan menciumnya. Kemudian bapak berkata kepada Daffa," Daffa kalau Daffa marah dan buang-buang barang, bapak dan ibu kan jadi sedih. Lain kali Daffa jangan begitu ya nak..". Daffa hanya menjawab bahwa dia ingin bermain dengan kak Febrie. Kemudian bapak menjelaskan alasan-alasan kami tidak mengijinkannya bermain pada saat itu.

Kami lalu mencoba introspeksi diri dengan kejadian ini. Mencari penyebab dan solusi bila kedepan ada kejadian seperti ini lagi. Bisa jadi Daffa merasa lelah tapi tidak bisa mengungkapkan hal tersebut sehingga ekspresinya adalah "mengamuk" dengan pemicu yang sepele. Kami juga harus terus belajar mencari cara untuk mengalihkan perhatiannya ke hal ataupun permainan lain sehingga bisa terlupa dengan keinginan awalnya. Tapi, cara yang sebelumnya manjur belum tentu akan manjur kembali di kali lain. Kami juga harus lebih lihai mengelola emosi disaat menghadapi keadaan seperti ini lagi. Terkadang disaat kami emosi, maka suasana itu akan menular ke Daffa yang juga makin tidak terkendali.


0 comments: