Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers

Thursday, April 17, 2008

Nasehat Daffa

Daffa 3 Tahun 5 Bulan

Malam kemarin saya mendapat pelajaran dari Daffa. Ceritanya gini , kalau mau tidur kami mempersiapkan posisi seperti letak bantal guling dimana, bantal tidur dimana, dll. Saat itu kebetulan saya berdiri di pinggir tempat tidur. Saat mengatur posisi itu, saya melemparkan bantal guling yang berada di pinggir tempat tidur ke pojok agar saat tidur nanti Daffa tidak terantuk-antuk tembok ataupun besi tempat tidur, maklum Daffa kalau tidur posisinya berpindah-pindah.

Melihat itu Daffa lalu menegur bapak dan berkata," Kok bantal gulingnya dilempar?". Saya yang menyadari kesalahan lalu berkata," Iya..harusnya nggak dilempar". Daffa kemudian berkata lagi, " Pak.....nanti kalau mau naruh bantal guling.....jangan dilempar....". Saya jadi malu juga kepada Daffa dan berkata ," Iya nak...nanti nggak dilempar lagi tapi ditaruh aja".

Kalau diingat-ingat sudah beberapa kali bapak di tegur oleh Daffa karena beberapa tindakan bapak yang menurut Daffa tidak cocok atau menjadi pertanyaan baginya, seperti kalau sedang membawa mobil dan terasa terlalu ngebut, maka Daffa akan memperingatkan bapak untuk pelan-pelan dan tidak ngebut. "Nanti bisa nabrak lho pak," kata Daffa.

Atau kejadian semalam lagi ketika bapak hendak nambah nasi saat makan malam. Daffa berkata kepada bapak, " Pak...kok bapak sering nambah-nambah nasi ? nanti kalau bapak sering nambah-nambah nasi, nasinya bisa habis dan mbak Sri dan Tecu (menyebut nama asisten dan tante Daffa dirumah) tidak kebagian." Kami yang mendengar lalu tertawa termasuk Tecunya dan berkata " Kok bapak nggak boleh nambah...? memangnya siapa yang beli beras..?"

Setelah disidik-sidik, ternyata Daffa menganggap yang beli beras adalah Ungku dan Omanya di Bogor karena kami memang biasanya menitip beli beras di pasar Bogor karena lebih murah dibanding di Cibubur dan saat beli beras itu, Daffa kalau di Bogor sering diajak serta ke pasar.

Menyikat Gigi

Daffa 3 Tahun 5 Bulan


Sudah beberapa hari ini Daffa semangat sekali kalau mau sikat gigi di malam hari. Asal muasalnya karena melihat gigi bapak yang banyak lubang-lubangnya. Bapak sih mengatakan kepadanya bahwa itu karena dulu bapak sering makan makanan yang manis-manis termasuk permen . Ditambah lagi oleh bapak agar Daffa rajin menyikat gigi agar giginya tidak rusak dan bolong seperti bapak.

Malam kemarin setelah menyikat gigi, Daffa memerkan giginya kepada bapak dan berkata," Nih pak Gigi Daffa. Daffa habis menyikat gigi". Trus bapak nanya lagi, "Supaya apa sikat gigi?".
"Supaya gigi Daffa nggak ompong.., kalau gigi Daffa ompong gimana makannya".

Alhamdulillah Nak kamu sudah mengerti.

Monday, April 7, 2008

Gandrung Lagu-Lagu Padang

Daffa 3 Tahun 5 Bulan

Sudah lebih sebulan ini Daffa sedang gandrung dengan lagu-lagu Padang. Kebetulan Ungkunya punya beberapa kaset dan vcd berisi lagu-lagu Padang. Setiap hari nggak pagi, siang maupun malam yang diputar lagu-lagu itu saja. Kami sampai bosan mendengarnya, khususnya bapak sih..he..he...habis banyak nggak ngertinya.

Sepertinya sangat umum bahwa anak balita bila menyukai sesuatu, apalagi tontonan, maka hal itu akan terus diulang-ulang. Bagi orang dewasa, hal tersebut terasa membosankan tapi bagi anak kecil sepertinya berbeda. Ternyata mereka banyak belajar dari hal-hal ataupun tontonan yang diulang-ulang tersebut. Sepertinya kami sebagai orang tua harus memberikan tontonan dan tuntunan yang baik secara berulang-ulang karena hal tersebut akan menjadi pelajaran dan ditiru oleh sang anak.

Kembali ke soal lagu-lagu padang tersebut, hal positif yang didapatkan oleh Daffa adalah perbendaharaan katanya dalam bahasa Padang menjadi semakin meningkat sedangkan bagi bapak bisa ketinggalan kereta karena sulit mengerti ha..ha..ha... ( belajar dong pak....kata Daffa ).

Kalau dulu lagu-lagu yang dihapal oleh Daffa adalah Ilir-ilir dan Astagfirullah dari kaset Kia Kanjeng Emha, maka sekarang, lagu-lagu semacam Takuik, Pandeka Kalek , Talak Tigo maupun Baco Aluih yang dinyanyikan oleh Ajo Andre & One yang dihapal olehnya.

Suatu malam, saat sedang menonton lagu-lagu Padang tersebut,

Daffa : Pak, bapak bisa nyanyi lagu Takuik nggak..?
Bapak : Bapak nggak bisa nak.
Daffa : Kok bapak nggak bisa..? Daffa aja bisa.
Bapak : Bapak kan orang jawa..jadi nggak tau lagu Padang. ( he..he.. jawaban ngawur nih..)
Daffa : Bapak jadi orang Padang dong....dulu Daffa kan orang Jawa...trus sekarang jadi orang Padang...
Daffa : Nanti Daffa jadi orang Makassar kalau bapak beli DVD Makassar.
Bapak : he..he..he..

Pertanyaan dan Pernyataan Kritis Anak

Daffa 3 Tahun 4 Bulan

Suatu ketika sebuah sms masuk ke HP saya. Ternyata dari sepupu saya bernama Ammy, dan isinya : "Apakah punya informasi tentang psikologi anak yang bagus?". Saya lalu membalas sms tersebut dan bertanya balik, " memangnya ada apa Ammy?. Sms jawaban datang lagi berbunyi," Si Icut (nama anaknya +/-10 thn) bertanya, kok bisa ada bayi di dalam perut darimana dan bagaimana caranya?". Kebetulan Ammy sepupu saya itu sedang mengandung saat itu.

Saya lalu teringat dengan cerita yang mirip yang ditulis oleh Mbak Santi Sukanto, seorang wartawati/penulis yang kebetulan pula anak dari Sukanto SA seorang penulis cerita anak jaman majalah si Kuncung. Saat anaknya bertanya seperti itu, Santi Sukanto bukannya berusaha menutup-nutupi, melarang ataupun membohongi dengan jawaban sekedarnya tapi malah menjawabnya secara lugas dengan menjelaskan apa itu penis, vagina dan proses yang terjadi tapi sudah tentu disesuaikan dengan perkembangan pemikiran anaknya yang saat itu berusia +/- 9 thn.

Saat jawaban seperti yang dituturkan oleh Mbak Santi saya sampaikan ke Ammy, dia kaget karena menurut dia hal tersebut terlalu vulgar. Saya mengerti karena tiap anak berbeda, cara orang tuanya mendidik juga berbeda dan orang tuanyalah yang paling tahu kira-kira sematang apa pemikiran anaknya pada saat itu sehingga jawaban yang harus diberikan juga seharusnya tidak terlalu rumit jauh dari pemikiran sang anak. Itu untuk pertanyaan seputar sex.

Pertanyaan anak-anak sekarang ternyata sudah sangat jauh menantang dibanding masa-masa dulu. Dengan perkembangan informasi yang sangat pesat, pengetahuan dan rasa ingin tahu mereka rasanya sangat tinggi dibanding masa dulu. Dengan membaca-baca blog orang lain yang memiliki anak sebaya maupun lebih tua membuat kami harus bersiap-siap bila menghadapi pertanyaan yang kritis maupun terlihat nyeleneh dari Daffa.

Suatu ketika saat saya sedang bercerita tentang seekor nyamuk, tiba-tiba Daffa memotong dan berkata, " kok seekor nyamuk?, memangnya nyamuk punya ekor?". Atau di lain waktu, ketika kami sedang dikamar, Daffa berkata kepada kami, " Nanti dibakar api yang besar " , tentu saja kami terkejut. Ternyata asal muasalnya karena kami menunda-nunda sholat sedangkan Daffa baru dapat cerita dari VCD serta dari bapaknya tentang Allah dan hukuman neraka bagi orang yang berdosa dan jahat . Untuk kasus ini sepertinya bapak harus lebih banyak bercerita tentang Maha Pengasih dan Maha Penyayangnya Allah, keindahan dan nikmatnya sorga dan prilaku orang-orang yang sholeh serta yang lebih penting adalah prilaku kami sendiri sebagai orang tuanya harus bisa menjadi contoh yang baik.

Cat: gambar diatas adalah sampul buku " Ketika Buyung Bertanya"

Sunday, April 6, 2008

Sholat Dhuhur di Mesjid

Daffa 3 Tahun 4 Bulan


Hari minggu kamarin kami menjemput Daffa di Bogor setelah hari rabu sebelumnya sempat "diculik" dari Cibubur oleh ungkunya untuk dibawa ke Bogor :-) . Kebetulan kami datang sekitar jam 11.30 siang sehingga sedikit lagi sudah mendekati waktu Dhuhur. Saya lalu teringat dengan janji saya untuk mengajak Daffa sholat berjamaah di mesjid. Sebenarnya rencana itu sudah lama saya pikirkan dan tadinya saya berharap bisa dilaksanakan di Cibubur, tapi saya masih ragu dengan Daffa, takutnya saat orang-orang sholat dianya malah bermain-main sehingga dapat mengganggu jamaah lainnya.

Hari minggu itu saya bertekad untuk tetap mengajak Daffa ke mesjid. Alasannya adalah, sampai kapan saya merasa Daffa belum siap diajak ke mesjid. Saya khawatir, hal itu malah membuat saya meragukan Daffa. Selain itu, saya lihat banyak juga anak-anak lain yang sepertinya seumur bahkan lebih muda dari Daffa yang juga sudah diajak oleh orang tuanya untuk berjamaah ke mesjid.

Akhirnya, saya mengutarakan hal tersebut ke Ungkunya dan ungkunya juga menyetujui karena katanya, selama di Bogor sudah beberapa kali Daffa meminta ikut saat ungkunya hendak sholat berjamaan di mesjid. Saat diberitahu untuk diajak ke mesjid, Daffa semangat sekali bahkan terlihat tidak sabaran saat menunggu ungkunya selesai bersiap-siap.

Kami bertiga akhirnya berangkat juga bersama-sama ke mesjid dengan berjalan kaki yang jaraknya kira-kira 300 meter dari rumah ungkunya di bogor. Sepanjang jalan Daffa nggak habis-habisnya berceloteh. Mungkin dia senang sekali diajak ke mesjid.

Di Mesjid ternyata jamaah masih dibawah 10 orang termasuk kami. Daffa menjadi perhatian mereka karena banyak sekali yang minta salaman maupun mau kenalan. Sepertinya peranan Ungku yang aktif sekali di mesjid tersebut membuat orang-orang ingin tahu dan senang dengan kehadiran cucu ungku disana.

Saat sholat berlangsung, bapak tidak bisa berusaha khusu, soalnya saat sholat akan dimulai Daffa berdiri di samping bapak, lalu saat sholat sudah dimulai, Daffa berjalan ke depan bapak dan berdiri disana sambil melihat orang-orang sholat. Beberapa jamaah lain baru datang belakangan dan mengisi posisi Daffa yang kosong, akibatnya Daffa tetap berdiri didepan bapak. Mungkin karena bingung, Daffa malah berjalan ke belakang dengan melewati sela-sela kaki bapak saat sedang ruku.

Namanya pemula, yah begitulah. Setidaknya kami dan Daffa dapat pengalaman dan pelajaran. Saat selesai sholat saya mengulangi lagi himbauan sebelumnya kepada Daffa untuk tidak mondar-mandir saat orang-orang sholat. Semoga berikutnya Daffa lebih tertib lagi.