Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers

Wednesday, March 31, 2010

Ada Sedih dan Senang di sana

Daffa 5 thn 5 bln
Kali ini bapak mau cerita tentang kegiatan selama libur sabtu-minggu yang lalu (27-28 Maret 2010). Hari Sabtu, Oma Daffa, Ibu dan Bapak mengajak Daffa ke Trainz Cafe di PIM-1. Tujuan kami ke PIM ini adalah untuk menyenangkan kami semua dimana disana sedang ada Sale besar-besaran oleh Metro sehingga Oma, Ibu dan Bapak bisa membeli keperluan kami khususnya sandang, lalu ada Trainz Cafe yang kami harapkan memberi kesenangan kepada Daffa yang maniak kereta. Juga hari itu adalah hari Ulang Tahun sepupu Daffa yakni Kak Zahra yang diselenggarakan dengan makan bersama di resto Pronto. Sekali dayung 2 - 3 pulau terlampaui.

Selama di PIM, setelah puas di Trainz Cafe dan Pronto, Daffa sempat lihat-lihat mainan di Toys City. Untuk mengantisipasi "nafsu" belanja mainan Daffa, bapak sudah me-wanti-wanti Daffa untuk tidak membeli mainan disana dan hanya sekedar melihat-lihat. Hal ini karena minggu sebelumnya dia sudah membeli kereta api mainan di Matahari Cibubur. Sepertinya hal tersebut berjalan lancar sampai kami hendak pulang.

Saat diajak pulang, "nafsu" belanja Daffa tiba-tiba muncul dengan merengek ke bapak untuk membeli mainan disana. Karena gagal dengan bapak, Daffa lalu mencoba ke ibu, dan gagal pula. Akibatnya, Daffa rewel dari mulai pulang, selama di perjalanan dan sampai di rumah.

Esok harinya (Minggu) kami berencana ke Acara "1st Indonesian Hot Air Balloon Adventure" yang diadakan di Sentul City. Kami berharap Daffa terhibur dengan ikut kegiatan tersebut. Kami berangkat sejak jam 6 pagi dan sampai di Sentul hampir setengah tujuh. Ternyata antrian mobil sudah mengular, kami tidak tahu sejak jam berapa mereka sudah antri. Untungnya, baru beberapa balon yang terbang dan masih sekitar 5 s/d 6 balon yang masih menunggu giliran terbang, sehingga kami bisa melihat balon-balon tersebut dari dekat.

Tanpa kami duga, Daffa memiliki keinginan untuk ikut naik balon udara tersebut. Keinginan tersebut sudah dibawanya sejak pagi kita berangkat. Akibatnya, saat diberi tahu bahwa kami tidak bisa ikut naik balon udara tersebut dan hanya sekedar melihat, Daffa langsung ngambek lagi. Menurut informasi, untuk naik balon udara tersebut dan terbang, dibutuhkan biaya Rp. 5jt/org dan untuk sekedar naik saja, perlu ngantri dan antriannya sudah sangat panjang. Mungkin sampai siang hari baru antrian tersebut mencapai kami bila kami langsung antri jam 7 pagi itu. Akhirnya diputuskan untuk tidak antri dan pulang saja sekitar jam 9.30.

Selama di perjalanan, Daffa rewel dan meminta kami untuk nantinya singgah di toko mainan di seputaran kompleks. Akhirnya, kami mencoba untuk memberi pengertian tentang uang kepada Daffa dengan memberinya uang sebesar Rp. 12 ribu untuk membeli mainan kereta api yang diinginkannya. Kami tahu bahwa dengan uang segitu, Daffa pasti tidak akan mendapatkan mainan kereta yang diinginkannya, tapi bagi Daffa, dengan memberi kesempatan dan kepercayaan kepadanya, Dia sudah cukup senang.

Menjelang sampai di toko mainan, bapak sudah mengingatkan Daffa bahwa bapak tidak akan mendampinginya, dia harus masuk sendiri ke toko tersebut, mencari ataupun bertanya sendiri kepada penjaga toko tentang jenis mainan dan harga mainan yang dicarinya. Daffa menyetujui-nya dan berkata," Nanti kalau Daffa sudah selesai dan mendapatkan mainan Daffa, bapak harus begini ya?", sambil menunjukkan jempolnya kepada bapak. Sampai di toko mainan tersebut, Daffa langsung berlari masuk dan kami menunggu di mobil.

15 menit telah lewat tapi Daffa tidak keluar juga dari toko mainan tersebut. Bapak sudah menduga bahwa tidak ada mainan kereta api seharga Rp 12 ribu di toko tersebut dan dibayangan bapak, Daffa masih sibuk saja melihat-lihat dan mencari. Akhirnya, Bapak masuk ke dalam toko tersebut dan mendapati Daffa masih sibuk mencari-cari sedangkan penjaga toko mainan sedang sibuk menghitung stok mainan yang baru datang tanpa peduli dengan Daffa.

"Ada mainannya Daffa?", tanya bapak. Daffa diam saja tapi dengan tatapan mata tetap semangat meneliti setiap mainan berharap ada yang bisa dibeli dengan uang Rp. 12 ribu. Dalam hati bapak kasihan juga dengannya, hampir saja bapak tergoda untuk membelikan kembali mainan yang diinginkannya dengan menambah uang yang dipegangnya. Bapak lalu membujuk Daffa untuk pulang dengan menunjukkan padanya harga-harga beberapa mainan yang ada disana yang rata-rata diatas 20 rb sehingga uang yang dipunyainya tidak mencukupi. Akhirnya dengan berat hati, Daffa mau juga diajak pulang. Untuk menghiburnya, bapak mengijinkan Daffa untuk membeli minuman ringan (teh kotak) dengan uang 12 ribu yang dipunyainya.

Selama ini bapak selalu berusaha mengajarkan kepada Daffa bahwa tidak setiap keinginan kita pasti terpenuhi, tidak selalu hidup ini enak terus. Bapak inginnya Daffa juga merasakan kegagalan selain keberhasilan, rasa sedih selain rasa senang, rasa di tolak selain rasa diterima . Tanpa kami sadari, pelajaran itu sebenarnya mengena buat kami sebagai orang tuanya dan tidak hanya kepada Daffa saja.

Ke Trainz Cafe

Sunday, March 28, 2010

Bermain Peran : Tukang Bakso

Daffa 5thn 5 bln

Bermain peran termasuk salah satu kegiatan yang sangat dianjurkan oleh para psikolog perkembangan anak. Dengan bermain peran, berbagai aspek perkembangan anak dapat meningkat seperti kemampuan fantasi, kemampuan bersosiallisasi, kognitif , kreativitas, dll.

Seperti malam itu, Daffa mengajak bermain peran dan kali ini lakonnya adalah pedagang bakso dan pembelinya. Sebagai sutradaranya, Daffa memberikan pengarahan kepada bapak tentang skenario yang akan dimainkan. Skenario dari Daffa seperti ini, bapak sebagai pedagang bakso harus berjalan dari pintu dan meneriakkan "bakso..bakso...", sedangkan Daffa sebagai pembeli yang lapar karena seharian membersihkan taman.

Sebelum skenario itu dimainkan, Daffa tidak lupa mengingatkan kembali kepada bapak yang berperan sebagai penjual bakso untuk menghapal dan mengingat kembali komponen dari barang dagangannya dan cara mengolahnya.

"Ingat ya pak, nanti cara bikinnya, masukkan mie kuning dan mie putihnya, terus tambahkan bakso kasar dan bakso halusnya, jangan lupa taruh bawang goreng dan juga bawang rebus. Kalau bapak mau bisa tambahkan juga saus tomat atau sambal. Siap ya pak !!!", demikian istruksi Daffa kepada bapak.

Kali lain, skenario yang akan dimainkan adalah tentang Polisi dan penjahatnya, Polisi dan pengendara lalu lintas, Pengendara motor dan penumpangnya, dll. Kami berdua bergantian berganti posisi dalam peran itu.

Bila kegiatan itu dilakukan sepulang kerja, bapak harus buru-buru makan karena sudah ditunggu oleh Daffa. Bahkan Mandipun tertunda karena tidak ingin mengecewakannya.

Sholat Berjamaah di Rumah

Daffa 5 thn 5 bln

Seperti biasa, setiap hari libur (sabtu-minggu), kami membiasakan untuk sholat maghrib berjamaah di rumah. Tujuannya untuk membiasakan Daffa sholat berjamaah, memperlancar bacaan sholat Daffa serta melatih kedisiplinan saat waktu sholat datang dan juga adab saat sholat berlangsung. Idealnya sih sholat berjamaah itu dilakukan tidak hanya dalam satu waktu tapi juga di 5 waktu lainnya.

Peningkatan yang terjadi kali ini adalah permintaan Daffa untuk mengumandangkan Adzan dan dilanjutkan dengan Qomat sebelum sholat dimulai. Bapak merasa bangga bahwa Daffa ternyata sudah berani dan hapal dengan bacaan adzan maupun qomat tersebut.

Selama sholat, meski perlahan, Daffa juga membaca bacaan sholat mulai dari Doa Iftitah, Surah Al Fatihah, bacaan berupa ayat pendek semacam surah Al Kafiruun, Surah Al Ashr dll, bacaan ruku' dan sujud serta duduk diantara 2 sujud. Meski terkadang selama pelaksanaan sholat tersebut dia masih bermain-main seperti sujud saat yang lain ruku', menoleh kekanan atau kekiri atau bahkan membuka sarungnya selama sholat, tapi Alhamdulillah dia mau menunaikan sholat saat adzan mahgrib berkumandang.

Dalam pelaksaan sholat berjamaah ini, banyak juga timbul pertanyaan dari Daffa seperti kenapa Bapak sebagai Imam posisinya paling depan karena dia juga ingin di depan, atau kenapa ibu dan wanita di rumah posisinya dibelakang. Kadang karena bapak belum tahu jawabannya, maka di pending dulu jawabannya untuk dicari bersama.

Semoga sifat Daffa saat ini yang masih kadang semangat kadang malas dalam pelaksaan sholat berjamaah tersebut makin berkurang dan semakin meningkat kedisiplinannya. Amin.

Sunday, March 21, 2010

Mandi oh Mandi

Daffa, 5th 4 bln

Urusan mandi bagi Daffa termasuk hal yang bikin sakit kepala bagi ibunya. Bagi ibunya, menyuruh Daffa untuk mandi lebih sulit daripada menyuruhnya main. Ya iyalah... :-D. Karena dunia anak adalah dunia bermain, maka biasanya sarannya adalah dengan mengajaknya bermain sambil mandi. Kalau dulu bisa sambil bermain dengan busa, boneka karet, dll tapi kan nggak setiap saat cara itu dapat dilakukan terus.

Bapak sudah sering mengatakan kepada ibu bahwa untuk mengajak Daffa mandi tidak cukup dengan menghimbau, mengajak atau sekedar menjanjikan sesuatu kepadanya dengan syarat mandi dulu, tapi harus dengan tindakan nyata yakni membimbing tangannya dan membawanya ke kamar mandi. Tapi sampai kapan hal seperti itu harus terus dilakukan? Kami inginnya, Daffa dengan kesadaran sendiri mau mandi bila waktunya tiba. Mungkin saat ini belum ya?

Sore kemarin, waktu mandi telah tiba, Daffa masih bermalas-malasan untuk mandi, sudah dihimbau beberapa kali masih nggak beranjak. Malah ngajak bapak bermain petak umpet. Akhirnya bapak mendapatkan ide. Bapak kemudian membuat perjanjian yakni, siapa yang 3 kali berhasil menemukan persembuyian "lawannya", maka dialah yang menang. Dan yang menang harus mandi terlebih dahulu diikuti oleh yang kalah. Daffa terlihat berpikir sejenak lalu mengiyakan perjanjian itu.

Yang bersembunyi pertama adalah Daffa. Bapak lalu menghitung dari 1 s/d 10 dan Daffa bersembunyi. Dengan mudahnya, bapak berhasil menemukan Daffa. 1-0 untuk bapak. Berikutnya bapak yang bersembunyi dan Daffa yang mencari. Bapak sengaja bersembunyi di tempat yang mudah terlihat. Ternyata Daffa berpura-pura tidak melihat bapak dan beberapa saat kemudian berkata" Daffa menyerah, susah sekali menemukan bapak". 2-0 untuk bapak. Berikutnya sudah bisa ditebak, bapak keluar sebagai pemenang dan sebagai hadiahnya adalah mandi terlebih dahulu.

Ibu Daffa berkata, "Anaknya cerdik begitu mau dikerjain", ha..ha..ha. Setelah bapak mandi, sesuai perjanjian, maka berikutnya Daffa dengan sukacita juga mandi. Akhirnya berhasil juga mengajak Daffa mandi meski dengan cara cukup berliku :-)