Daffa 3 Tahun 3 bulan
Beberapa waktu yang lalu, keponakan saya dari Makassar di terima di Pertamina Jakarta dan beberapa hari menginap di rumah saya diwaktu libur. Saat itu keponakan saya bernama Tyas tersebut meminta tolong saya untuk membantu dia mencarikan notebook yang rencananya akan dipakai di kantor barunya. Kami kemudian mencari notebook yang dimaksud di Mangga Dua dan mendapatkannya sesuai dengan spesifikasi dan budget yang ada.
Salah satu kesenangan Daffa adalah bermain komputer dan kalau sedang asyik bermain komputer terkadang Daffa suka lupa waktu. Nah, saat dia melihat notebook sepupunya itu, Daffa merasa antusias sekali dan menganggap notebook tersebut adalah komputer untuk anak-anak seperti dirinya. Akibatnya, saat dia belum tidur atau masih terjaga, maka notebook tersebut tidak bisa digunakan, padahal notebook baru biasanya OS-nya tidak sesuai keinginan ataupun program-program yang dibutuhkan belum terinstall sehingga harus di install terlebih dahulu sebelum digunakan. Saya harus menunggu malam hari ataupun setelah subuh untuk menginstall program yang dibutuhkan saat Daffa sudah tidur maupun belum bangun.
Siang dan malam hari berikutnya, notebook tersebut sudah berada didalam kekuasaannya dan sangat sulit sekali untuk membujuk dia untuk berhenti dan memberi kesempatan bagi sepupunya untuk terbiasa dengan notebook barunya itu.
Untungnya, Daffa sudah bisa diajak berjanji meski terkadang masih bolong-bolong juga. Untuk meningkat ke tahap selanjutnya, kami mencoba mengenalkan waktu kepadanya. Sarana yang kami gunakan adalah jam dinding. Misalkan, untuk membatasi pemakaian notebook selama 1 jam, maka saat akan menggunakan notebook kami meminta Daffa untuk berjanji akan selesai bermain di notebook saat jarum panjang menunjukkan angka 12 misalnya. Saat itu angka jarum panjang menunjukkan angka 1 sehingga waktu bermain Daffa kira-kira 55 menit. Diawal-awal kami menggunakan cara itu, terkadang daffa menawar kepada kami untuk meminta perpanjangan waktu, dan tergantung situasi dan kondisinya, biasanya kami kabulkan. Tapi setidaknya pelajaran tentang waktu dan kedisiplinan sudah kami kenalkan sejak Daffa kecil.
Sekarang ini, setiap hal yang dia lakukan seperti bermain sepeda, menonton DVD atau TV, bermain di kamar mandi , dll sering dari Daffa sendiri yang berjanji untuk berhenti di saat tertentu atau berdasarkan angka jarum jam. " Pak/Bu ...Daffa mau main sepeda...sebentar aja...janji !!!", atau saat menonton DVD dipagi hari dan sudah waktunya untuk madi, maka Daffa biasanya sedikit menawar... " Sebentar lagi ya....dikiiiittt lagi....kan belum di angka sembilan...". Sudah tentu kami sebagai orang tuanya juga berusaha tidak mengobral janji sembarangan karena nanti bisa ditagih ataupun diperingatkan oleh Daffa. Kan pelajaran yang terbaik adalah dari tindakan nyata bukan sekedar kata-kata.
Siang dan malam hari berikutnya, notebook tersebut sudah berada didalam kekuasaannya dan sangat sulit sekali untuk membujuk dia untuk berhenti dan memberi kesempatan bagi sepupunya untuk terbiasa dengan notebook barunya itu.
Untungnya, Daffa sudah bisa diajak berjanji meski terkadang masih bolong-bolong juga. Untuk meningkat ke tahap selanjutnya, kami mencoba mengenalkan waktu kepadanya. Sarana yang kami gunakan adalah jam dinding. Misalkan, untuk membatasi pemakaian notebook selama 1 jam, maka saat akan menggunakan notebook kami meminta Daffa untuk berjanji akan selesai bermain di notebook saat jarum panjang menunjukkan angka 12 misalnya. Saat itu angka jarum panjang menunjukkan angka 1 sehingga waktu bermain Daffa kira-kira 55 menit. Diawal-awal kami menggunakan cara itu, terkadang daffa menawar kepada kami untuk meminta perpanjangan waktu, dan tergantung situasi dan kondisinya, biasanya kami kabulkan. Tapi setidaknya pelajaran tentang waktu dan kedisiplinan sudah kami kenalkan sejak Daffa kecil.
Sekarang ini, setiap hal yang dia lakukan seperti bermain sepeda, menonton DVD atau TV, bermain di kamar mandi , dll sering dari Daffa sendiri yang berjanji untuk berhenti di saat tertentu atau berdasarkan angka jarum jam. " Pak/Bu ...Daffa mau main sepeda...sebentar aja...janji !!!", atau saat menonton DVD dipagi hari dan sudah waktunya untuk madi, maka Daffa biasanya sedikit menawar... " Sebentar lagi ya....dikiiiittt lagi....kan belum di angka sembilan...". Sudah tentu kami sebagai orang tuanya juga berusaha tidak mengobral janji sembarangan karena nanti bisa ditagih ataupun diperingatkan oleh Daffa. Kan pelajaran yang terbaik adalah dari tindakan nyata bukan sekedar kata-kata.
0 comments:
Post a Comment