"Pak nanti kalau bapak ke mall...beliin Daffa mobil-mobilan ya...mobil daffa kan masih sedikit..". Atau "Pak..nanti kalau duitnya udah banyak mobilnya ganti ya..?" Demikianlah salah dua permintaan Daffa ke bapak ataupun ke ibunya.
Kami merasa bahwa Daffa menganggap membeli barang-barang adalah sedemikian mudahnya. Di usianya yang 3 Thn + tersebut sepertinya dia belum mengerti tentang sulitnya mencari uang dan betapa bahwa uang tidak seharusnya dibuang-buang untuk hal-hal yangtidak terlalu jelas manfaatnya.
Untuk itulah kami mencoba mengajarkan dia tentang nilai uang dan perjuangan yang tidak mudah untuk mendapatkan uang tersebut. Sudah tentu dengan carakami.
Kami sering mengajaknya saat kami ke ATM untuk mengambil uang maupun membayar tagihan-tagihan keluarga kami. Awalnya Daffa menganggap betapa mudahnya mendapatkan uang, hanya dengan datang ke ATM , menggesek kartu lalu uang keluar. Tapi
pelan-pelan kami jelaskan bahwa uang yang diATM itu adalah uang yang kami dapatkan karena bekerja dimana dia lihat sendiri kami pergi pagi dan pulang saat malam.
Kami juga membiasakan untuk memberikan kesempatan kepadanya membayar ke kasirataupun penjual saat kami berbelanja. Maksudnya memberi pengertian kepadanya bahwa dengan uang senilai tertentu kami bisa mendapatkan barang yang dibutuhkan.
Terkadang kami juga meminta Daffa untuk memberikan sejumlah uang kepada pengemis disertai penjelasan bahwa banyak orang diluar sana yang kesusahan dan kelaparan dan dengan uang yang Daffa berikan bisa untuk membantu si pengemis tersebut. Setidaknya melatih Daffa peka terhadap lingkungannya. Membelikan Daffa celengan juga adalahdalam rangka melatih dia mengelola uangnya.
Kami ingin mengajarkan kepada Daffa bahwa uang itu memiliki nilai/manfaat dimana untuk mendapatkannya harus dengan bekerja, meski bekerja tidak harus karena uang dan juga bila memiliki uang bisa digunakan untuk membantu orang lain maupun memenuhi
kebutuhan diri sendiri.
Memang sih saat ini sepertinya belum terlalu terlihat hasilnya, kami juga tidak terlalu menuntut cepat lambatnya. Istilahnya biarlah mengalir begitu saja.Biar waktuyang akan membuktikannya.
Akhirnya, suatu sore terjadi pembicaraan telpon antara Daffa dan bapak.
Daffa : " Pak...Daffa habis beli es krim......"
Bapak : " Lho..kok beli es krim..kan musim hujan..nanti Daffa bisa sakit"
Daffa : " Nggak apa-apa pak..."
Bapak : " Berapa harga es krimnya...?"
Daffa : " Enambelas ribu...". he..he..ini pasti asal nyebut harga.
Bapak : " Kan mahal es krimnya...?"
Daffa : " Nggak..nggak mahal...yang mahal itu kalau limabelas ribu "
Bapak : $#@#$$$$%&
0 comments:
Post a Comment