Sepulang dari Bandung, persisnya mulai hari Minggu malam, Daffa menunjukkan gejala akan sakit seperti batuk-batuk saat malam hari. Hari senin mendapat info dari Omanya di Bogor bahwa suhu tubuh Daffa meningkat. Seperti biasa Daffa tidak mau dicek suhu badannya menggunakan termometer, akhirnya karena khawatir suhu tinggi maka diberikan obat penurun panas Parasetamol lalu dipantau suhunya selama 4 s/d 6 jam. Kalau masih tinggi ( =/- 38.5 oC ) akan diberikan lagi.
Hari Selasa dan Rabu menurut info Omanya di Bogor, Daffa terlihat tetap ceria dan bermain seperti biasanya meski suhu masih tetap naik turun. Patokan yang kami sarankan dalam pemberian penurun panas adalah kalau terasa panas tinggi. Menggunakan kata terasa karena Daffa nggak mau di cek suhunya menggunakan termometer tersebut. Makan juga naik turun moodnya. Tapi info hari Rabu makannya cukup.
Kamis lalu, dapat info pagi kalau semalam Daffa nggak bisa tidur karena nggak enak badan. Sekitar jam 8 malam hari rabunya sempat panas tinggi sehingga diberi obat penurun panas. Jam 11 terbangun dan nggak mau tidur lagi sampai jam 2 pagi. Jam 2 tidur kembali dan bangun jam 5 pagi. Rencananya kami akan pulang cepat dari kantor dan membawanya kembali ke Cibubur agar penanganannya bisa kami tangani sendiri meski harus cuti.
Sebelum pulang sempat baca-baca lagi arsip milis Sehat sebagai bahan untuk penanganan dirumah maupun kalau-kalau harus ke dokter agar bisa jadi bahan diskusi dengan dokter anak di sana.
Jum'at, bapak dan ibu cuti menemani Daffa sekaligus memantau sakitnya. Seharian Daffa hanya makan sedikit sekali, hanya beberapa suap. Mungkin lidah dan badannya tidak nyaman. Dia hanya mau minum air putih saja. Di buatkan air teh, jus buah , roti , bubur ayam, soto ayam, dll semua dia tidak mau. Semalaman kami bertiga tidak tidur karena tidur Daffa gelisah dan terbangun karena panas tinggi. Kami hanya memberikan pengobatan ala milis sehat yakni pemberian Parasetamol penurun panas saat suhu diatas 38,5 oC , dan membalur tubuh Daffa dengan Transpulmin. Melihat gejalanya bapak yakin bahwa sakit Daffa adalah Batuk Pilek saja.
Sampai Sabtu, kondisi Daffa masih sama dan yang menghawatirkan kami, khusunya ibu, adalah soal makan Daffa yang minim sekali. Akhirnya meski ragu-ragu, bapak setuju dengan ibu untuk membawa Daffa ke rumah sakit. Hal ini karena dokter anak hanya ada sampai hari sabtu saja sedangkan besok hari minggu. Membawa Daffa ke dokter anak sebenarnya hanya untuk memberi perasaan tenang kepada kami karena bapak tetap yakin Daffa terkena Batuk Pilek saja.
Di rumah sakit, sayangnya dokter anak yang menangani tidak sepaham dengan kami. Buktinya adalah, hanya dengan pemeriksaan fisik sekilas dokter sudah berniat memberikan antibiotik, puyer , obat batuk, dll. Saat itu ada sedikit kejadian yang menurut bapak merupakan salah satu kekurangan bapak yang terlalu to the point. Saat dokter meresepkan obat, bapak bertanya," Dok, obatnya apa saja?. Dokter menjawab," Ada puyer ". Saya langsung menukas tanpa basa-basi, " Saya tidak mau ada puyer dok!". Dokter sedikit kaget dan bertanya," Kenapa nggak mau puyer"?. Bapak lalu menjelaskan bahwa sebuah pabrik obat saja, saat mengeluarkan satu produk harus melewati beberapa tahap uji klinis untuk sampai dikonsumsi oleh masyarakat. Sedangkan puyer itu bisa terdiri atas beragam macam obat yang diracik menjadi satu dan tanpa uji klinis kok bisa-bisanya langsung di konsumsi oleh seorang anak. Dokter terlihat kurang suka dengan intervensi saya. Saya juga merasa tidak enak karena terlalu to the point tanpa sedikit basa-basi. Dokter akhirnya membatalkan memberikan puyer tersebut dan berkata " Oh..membaca dari Internet ya..?". Saya jawab, " Iya dok, saya baca-baca dari situs Prof. Iwan Darmansyah". Sampai pulang, dokter tidak mau melihat ke arah bapak. Saat di Apotik, bapak tidak menebus Obat Batuk dan Antibiotik karena menurut bapak tidak perlu kalau hanya batuk pilek saja. Oh ya...sebagai info antrian dokter tersebut mencapai hampir 90 orang.
Hari Minggu, Daffa terlihat mulai baikan. Makan meski masih susah tapi mulai ada kemajuan. Berat Daffa sampai turun 3 s/d 4 kilo. Semoga Daffa makin pulih kesehatannya ya Nak jadi bisa main lagi. Ibu terpaksa cuti beberapa hari ini. Untungnya, Mbak Daffa sudah datang dari Malang jadi bisa membantu ibu menjaga Daffa di rumah. Kebetulan pula komputer di rumah sedang rusak sehingga bapak dan ibu tidak bisa mengkases Internet dari rumah.
0 comments:
Post a Comment