Daffa 3 Tahun 8 Bulan
Sudah menjadi kebiasaan Daffa ketika berada di Bogor adalah berjalan-jalan di sekitar kompleks pada pagi ataupun sore hari. Saat Ungku masih ada, Ungkulah yang senantiasa menemani Daffa berjalan-jalan sekaligus beramah tamah dengan tetangga yang ditemui dan melihat-lihat lingkungan sekitar.
Saat ini, kebiasaan tersebut mulai berkurang karena tidak adanya yang bisa menemani kecuali saat hari sabtu ataupun minggu bila bapak dan ibu menginap di Bogor.
Minggu kemarin, seperti biasa, Daffa mengajak bapak untuk berjalan-jalan sekitar kompleks di Bogor. Tidak seperti biasanya, ketika bapak mengajak Daffa untuk memilih berjalan-jalan di dalam kompleks atau keluar kompleks, ternyata Daffa memilih berjalan-jalan keluar kompleks.
Sebagai informasi, dibelakang kompleks rumah Ungku Daffa di bogor merupakan perumahan penduduk dengan beragam profesi, tapi secara umum merupakan penduduk dengan tingkat kehidupan menengah kebawah seperti tukang becak, PRT (Pekerja Rumah Tangga) , tukang ojek , tukang bakso ,bahkan preman ataupun pengangguran.
Kami kemudian blusak-blusuk di dalam perumahan penduduk tersebut. Terlihat bahwa Daffa cukup terkejut melihat kehidupan penduduk di dalamnya karena sempat terlontar ucapannya seperti ," wah kita ke desa ya pak" , "kasihan ya pak disini...". Ucapan-ucapan tersebut terlontar karena di sana Daffa melihat rumah-rumah penduduk yang saling berdempetan dan kotor, jalan setapak yang hanya semeter itupun langsung berada di depan pintu rumah, adanya kebun-kebun singkong , serta got dan parit yang terlihat kurang terawat, banyaknya peternakan ayam kecil-kecilan dan beragam penampilan penduduknya.
Memang selama ini, seperti kebanyakan anak "kota" lainnya, Daffa lebih banyak hidup di mobil, di Mall ataupun tempat hiburan yang tidak memperlihatkan keberagaman ekonomi masyarakat. Melihat pengemis pun hanya lewat kaca mobil saja. Berinteraksi secara langsung dengan mereka belum pernah dilakukan. Dengan tour sore hari seperti hari minggu itu setidaknya akan mengenalkan Daffa dengan adanya realita masyarakat lain yang lebih susah hidupnya dibanding dia.
Tidak terasa, acara tour sore hari itu berlangsung selama hampir setengah jam. Untung juga kami bisa keluar dari lingkungan perumahan tersebut karena jalan setapak yang ada didalam tidak jelas arahnya. Kami bahkan beberapa kali tersesat masuk ke jalan buntu ataupun ke dapur orang karena salah jalan dan salah kira.
Pulangnya kami harus naik becak karena Daffa sudah kecapekan dan minta gendong terus. Sampai di rumah, Daffa langsung minta urut kepada ibu dan tidak lama kemudian tertidur karena kecapekan sekitar jam 5 sore.
Kedepannya, kalau Daffa masih berminat, bapak senang sekali mengajaknya blusak-blusuk lagi ke tempat-tempat yang lain. Berjalan kaki juga oke.
0 comments:
Post a Comment