Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers

Sunday, October 26, 2008

Wednesday, October 15, 2008

Daffa Sakit

Sepulang dari Bandung, persisnya mulai hari Minggu malam, Daffa menunjukkan gejala akan sakit seperti batuk-batuk saat malam hari. Hari senin mendapat info dari Omanya di Bogor bahwa suhu tubuh Daffa meningkat. Seperti biasa Daffa tidak mau dicek suhu badannya menggunakan termometer, akhirnya karena khawatir suhu tinggi maka diberikan obat penurun panas Parasetamol lalu dipantau suhunya selama 4 s/d 6 jam. Kalau masih tinggi ( =/- 38.5 oC ) akan diberikan lagi.

Hari Selasa dan Rabu menurut info Omanya di Bogor, Daffa terlihat tetap ceria dan bermain seperti biasanya meski suhu masih tetap naik turun. Patokan yang kami sarankan dalam pemberian penurun panas adalah kalau terasa panas tinggi. Menggunakan kata terasa karena Daffa nggak mau di cek suhunya menggunakan termometer tersebut. Makan juga naik turun moodnya. Tapi info hari Rabu makannya cukup.

Kamis lalu, dapat info pagi kalau semalam Daffa nggak bisa tidur karena nggak enak badan. Sekitar jam 8 malam hari rabunya sempat panas tinggi sehingga diberi obat penurun panas. Jam 11 terbangun dan nggak mau tidur lagi sampai jam 2 pagi. Jam 2 tidur kembali dan bangun jam 5 pagi. Rencananya kami akan pulang cepat dari kantor dan membawanya kembali ke Cibubur agar penanganannya bisa kami tangani sendiri meski harus cuti.

Sebelum pulang sempat baca-baca lagi arsip milis Sehat sebagai bahan untuk penanganan dirumah maupun kalau-kalau harus ke dokter agar bisa jadi bahan diskusi dengan dokter anak di sana.

Jum'at, bapak dan ibu cuti menemani Daffa sekaligus memantau sakitnya. Seharian Daffa hanya makan sedikit sekali, hanya beberapa suap. Mungkin lidah dan badannya tidak nyaman. Dia hanya mau minum air putih saja. Di buatkan air teh, jus buah , roti , bubur ayam, soto ayam, dll semua dia tidak mau. Semalaman kami bertiga tidak tidur karena tidur Daffa gelisah dan terbangun karena panas tinggi. Kami hanya memberikan pengobatan ala milis sehat yakni pemberian Parasetamol penurun panas saat suhu diatas 38,5 oC , dan membalur tubuh Daffa dengan Transpulmin. Melihat gejalanya bapak yakin bahwa sakit Daffa adalah Batuk Pilek saja.

Sampai Sabtu, kondisi Daffa masih sama dan yang menghawatirkan kami, khusunya ibu, adalah soal makan Daffa yang minim sekali. Akhirnya meski ragu-ragu, bapak setuju dengan ibu untuk membawa Daffa ke rumah sakit. Hal ini karena dokter anak hanya ada sampai hari sabtu saja sedangkan besok hari minggu. Membawa Daffa ke dokter anak sebenarnya hanya untuk memberi perasaan tenang kepada kami karena bapak tetap yakin Daffa terkena Batuk Pilek saja.

Di rumah sakit, sayangnya dokter anak yang menangani tidak sepaham dengan kami. Buktinya adalah, hanya dengan pemeriksaan fisik sekilas dokter sudah berniat memberikan antibiotik, puyer , obat batuk, dll. Saat itu ada sedikit kejadian yang menurut bapak merupakan salah satu kekurangan bapak yang terlalu to the point. Saat dokter meresepkan obat, bapak bertanya," Dok, obatnya apa saja?. Dokter menjawab," Ada puyer ". Saya langsung menukas tanpa basa-basi, " Saya tidak mau ada puyer dok!". Dokter sedikit kaget dan bertanya," Kenapa nggak mau puyer"?. Bapak lalu menjelaskan bahwa sebuah pabrik obat saja, saat mengeluarkan satu produk harus melewati beberapa tahap uji klinis untuk sampai dikonsumsi oleh masyarakat. Sedangkan puyer itu bisa terdiri atas beragam macam obat yang diracik menjadi satu dan tanpa uji klinis kok bisa-bisanya langsung di konsumsi oleh seorang anak. Dokter terlihat kurang suka dengan intervensi saya. Saya juga merasa tidak enak karena terlalu to the point tanpa sedikit basa-basi. Dokter akhirnya membatalkan memberikan puyer tersebut dan berkata " Oh..membaca dari Internet ya..?". Saya jawab, " Iya dok, saya baca-baca dari situs Prof. Iwan Darmansyah". Sampai pulang, dokter tidak mau melihat ke arah bapak. Saat di Apotik, bapak tidak menebus Obat Batuk dan Antibiotik karena menurut bapak tidak perlu kalau hanya batuk pilek saja. Oh ya...sebagai info antrian dokter tersebut mencapai hampir 90 orang.

Hari Minggu, Daffa terlihat mulai baikan. Makan meski masih susah tapi mulai ada kemajuan. Berat Daffa sampai turun 3 s/d 4 kilo. Semoga Daffa makin pulih kesehatannya ya Nak jadi bisa main lagi. Ibu terpaksa cuti beberapa hari ini. Untungnya, Mbak Daffa sudah datang dari Malang jadi bisa membantu ibu menjaga Daffa di rumah. Kebetulan pula komputer di rumah sedang rusak sehingga bapak dan ibu tidak bisa mengkases Internet dari rumah.

Tuesday, October 14, 2008

Maniak Kereta Api

Daffa 3 Thn 11 Bln

Sejak dikenalkan dengan game Simutrans yang berisi simulasi berbagai moda transportasi seperti Mobil, Truk, Kereta Api , Trem , Kapal Terbang dan Kapal Laut, Daffa jadi maniak dengan Kereta Api. Meski di game Simutrans itu terdapat banyak moda transport, tapi dia senengnya hanya Kereta Api. Tiap main game itu, yang dibuatnya hanya jalur kereta api dan pernik-perniknya. Dia jadi tau berbagai jenis kereta api seperti Kereta Api listrik, Kerete Api Diesel, Kereta Api Steam dan Trem.
Untuk memuaskan minatnya kepada Kereta Api itu, bapak lalu mendownload banyak sekali film pendek dari Youtube yang berisi tentang Kereta Api baik kereta api sungguhan maupun Kereta Api Model. Dari Kereta Api jaman kuda gigit batu sampai sekarang jaman kuda gigit jari :-).

Ternyata minat Daffa terhadap Kereta Api itu berlanjut dengan selalu meminta atau membeli Kereta Api mainan. Sudah beberapa macam kereta mainan yang dipunyainya yang sayangnya kebanyakan sudah mulai rusak seperti rel-nya patah, rodanya lepas atau hilang. Meski sudah diingatkan untuk tidak membeli lagi kereta-kereta mainan itu, tapi namanya anak-anak belum terlalu mengerti akan hal tersebut sehingga terkadang terbeli lagi meski rata-rata harga mainan keretanya dibawah 20 ribu.

Tadinya bapak ikut tertarik juga dengan mainan Kereta Api ini. Apalagi saat ikut menonton film-film pendek tentang Kereta Api Model yang di download dari Youtube. Ternyata di Indonesia, apalagi di Dunia, terdapat banyak penggemar Kereta Api mauapun Kereta Api model dari segala usia. Untuk yang maniak Kereta Api, mereka bahkan membuat kelompok baik di dunia nyata maupun didunia maya. Demikian juga dengan penggemar Kereta Api model.

Sempat terpikir untuk membeli starter set Kereta Api model yang berisi Rel, Lokomotif dan juga beberapa pernik-perniknya. Tapi begitu tau harganya yang jutaan, keinginan itu menjadi mundur. Terbayang bila minat Daffa terhadap Kereta Api Model itu berlanjut, berapa juta lagi uang yang harus diinvest kesana sedangkan kebutuhan pokok lainnya juga minta dipenuhi.

Beberapa waktu lalu, saat berbelanja di Sentul, Daffa ngotot minta dibelikan kereta mainan bermerek Fenfa. Dengan susah payah akhirnya bapak bisa membujuknya untuk tidak membelikannya saat itu tapi nanti saat Ulang Tahunnya yang ke 4 sebulan lagi. Alasan sebenarnya adalah harga di Sentul 50% lebih mahal dibandingkan membeli di Asemka sehingga lebih baik sedikit mengulur waktu dan membeli Kereta itu di Asemka saja.

Saat ini bapak sudah membeli kereta tersebut tapi masih disimpan di Cibubur dan Daff a sendiri saat ini ada di bogor. Setiap bapak dan ibu menelpon ke Bogor, pasti pertanyaan daffa adalah : "Pak/ Bu sudah dibeliin kereta daffa..?", disertai penegasan darinya mengenai warna, jenis kereta, gerbong-gerbong apa saja yang harus ada, termasuk terowongan, rumput, pohon-pohon, stasiun penumpang dan lain-lain. Kata Tecu (tante) Daffa di Bogor, " Otak Daffa saat ini hanya dipenuhi dengan persoalan kereta aja".

Wednesday, October 8, 2008

Award dari Kayla

Pas buka blog Daffa ternyata ada Bunda Kayla memberikan award buat Daffa. Awalnya sih kagok dengan award ini karena biasanya yang sering dikirim dan mengirim award adalah ibu Daffa . Terima kasih ya Bunda atas awardnya :-D

Sunday, October 5, 2008

Totto Chan

Daffa 3 Tahun 11 Bulan

Asal muasalnya ketika bapak bingung mencari-cari cerita yang kira-kira "asyik" bagi Daffa sebagai pengantar tidurnya. Akibat lama mencari-cari tersebut sehingga tidak terasa sudah lama sekali cerita pengantar tidur tidak pernah lagi bapak perdengarkan kepada Daffa. Akibatnya, saat hendak tidur, Daffa lebih banyak bermain game di HP.

Stok cerita dari buku sebenarnya cukup banyak karena bapak telah membeli buku-buku seperti Fabel Aesop, The Best Stories of Quran dan Cerita Rakyat Nusantara, tapi sepertinya Daffa belum terlalu tertarik. Akhirnya bapak mencoba menceritakan kisah-kisah dari buku Totto Chan. Alasan bapak mencoba dengan buku ini karena buku ini berisi kisah-kisah pengalaman Totto Chan di sekolah Tomoe yang isinya ringkas dan cakupan umurnya sepertinya Daffa masuk didalamnya yakni sekitar 4 thn s/d 6 tahun. Isinya sederhana tapi mencerahkan bagi bapak dan berharap Daffa suka dengan kisah-kisah Totto Chan disekolah Tomoe itu.

Ternyata dan Alhamdulillah, Daffa senang dan sekarang ini setiap hendak tidur biasanya dia minta untuk diceritakan kisah Totto Chan itu. Biasanya Daffa yang mengambil buku itu, mengamati sampul depannya dan mencoba membaca dengan mengeja.." Totto Chan...Gadis Cilik di Jendela.." lalu membuka lembarannya menuju ke daftar isi dan memilih judul cerita yang diinginkannya.

Judul favoritnya adalah, "Stasiun Kereta" , "Rocky Hilang" dan "Yasuaki-Chan Meninggal". Setiap hari, ketiga kisah itu yang diminta olehnya untuk dibacakan. Bapak sekaligus mengajarkan Daffa untuk mengenalkan tentang halaman dan angka hingga ratusan seperti, kisah Yasuaki Chan Meninggal di halaman 237, maka Daffa bapak minta mencari dari daftar isi tersebut yang mana berisi tulisan "Yasuaki-Chan Meninggal", ada di halaman berapa sekaligus mencari sendiri halaman tersebut dengan membuka lembar-demi lembar halaman buku itu.